Friday, May 28, 2010

Kiamat 2012 Mengguncang Aqidah (1)




Kiamat 2012 Mengguncang Aqidah (1)
Kamis, 26-November-2009, Penulis: Al Ustadz Sofyan Chalid Bin Idham Ruray
Kiamat 2012 mengguncang dunia, demikian headline di beberapa media massa akhir-akhir ini, ternyata isi beritanya tentang sambutan gegap gempita dari masyarakat dunia terhadap sebuah film yang bercerita tentang terjadinya kiamat pada tahun 2012 . Film ini diangkat dari ramalan bangsa Maya kuno paganis yang berasal dari Meksiko, bahwa “kiamat” yang dimaksud akan terjadi pada 21 Desember 2012.

Berbicara tentang ramalan kiamat sebenarnya bukan hal baru, banyak sekali paranormal dan tukang ramal sejak dulu telah menyesatkan masyarakat dengan ramalan waktu terjadinya kiamat, namun satu yang pasti: semua ramalan tersebut tidak pernah terbukti sama sekali. Anehnya masih banyak juga yang mau percaya, bahkan rela merogoh kocek hanya demi menonton film tersebut.

Meski kami tahu, alhamdulillah kaum muslimin pada umumnya tidak mudah terpengaruh untuk percaya dengan ramalan-ramalan tersebut, bahkan ada seorang muslim yang sangat awam mengatakan, “kiamat di tangan Allah bukan di tangan orang-orang Hollywood”.

Akan tetapi kewajiban kita sebagai muslim untuk saling menasihati, mengingatkan saudara-saudara kita, ternyata ada bahaya besar di balik film tersebut, yaitu bahaya atas aqidah seorang muslim.


Ilmu ghaib hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala

Apa yang akan terjadi di masa depan temasuk perkara ghaib, tidak ada yang memiliki ilmunya, baik malaikat, manusia maupun jin, kecuali Allah Ta’ala. Ini adalah salah satu pokok keimanan yang harus diyakini oleh setiap hamba.

Maka termasuk kesyirikan:
1. Apabila seorang mengaku mengetahui ilmu ghaib,
2. Apabila seorang mempercayai ada selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib.
Karena pengetahuan tentang ilmu ghaib merupakan kekhususan bagi Allah Tabaraka wa Ta’ala. Sebagaimana yang ditegaskan Allah Ta’ala dalam banyak ayat, diantaranya:

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

“Katakanlah, “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui hal ghaib, kecuali Allah Ta’ala” Dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml: 65)

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya melainkan Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tidak sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahui, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul mahfudz)” (QS. Al-An`am: 59)


Hukum mempercayai ramalan

Kewajiban setiap hamba untuk mengimani bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala sajalah yang mengetahui ilmu ghaib. Oleh karenanya, barangsiapa yang mempercayai ramalan dukun, paranormal, tukang ramal ataupun ramalan bintang tentang masa depan berarti dia telah menyekutukan Allah Tabaraka wa Ta’ala. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menegaskan:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه وسلم

“Barangsiapa yang mendatangi paranormal lalu membenarkan ucapannya, maka ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad –shallallahu’alaihi wa sallam-.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihut Targhib no. 3047)

Bahkan sekedar bertanya tanpa membenarkan atau mempercayai ucapan paranormal tersebut mengakibatkan tertolaknya sholat seseorang selama 40 hari, tanpa menggugurkan kewajiban sholat darinya. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barangsiapa yang mendatangi paranormal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima sholatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim no. 5957)

Dan termasuk dalam hal ini apabila seorang membaca ramalan-ramalan bintang (zodiak), feng shui, primbon dan semisalnya yang biasa tersebar di media massa dan ia mempercayainya maka itu adalah kesyirikan kepada Allah Ta’ala. Jika sekedar membacanya tanpa meyakininya maka termasuk dosa besar (lihat At-Tamhid Li Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Sholih Alusy Syaikh hafizhahullah, hlm. 489-490).


Kapan terjadi kiamat termasuk ilmu ghaib, hanya Allah Tabaraka wa Ta’ala yang memiliki ilmunya

Tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan tentang waktu terjadinya kiamat adalah termasuk perkara ghaib, hanya Allah Ta’ala saja yang tahu kapan terjadinya kiamat, tidak ditampakkan kepada makhluk-Nya karena suatu hikmah. Allah Ta’ala berfirman:

يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“Mereka bertanya kepadamu tentang (kapan datangnya) hari kiamat. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kapan datangnya hari kiamat itu hanyalah di sisi Allah.” Dan tahukah kamu (wahai Muhammad) boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al-Ahzab: 63)
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.” (QS Al-A’raf: 187)
Bahkan malaikat yang paling mulia sekalipun, yaitu Jibril ‘alaihissalam dan Rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam juga tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat.
Sehingga ketika Jibril ‘alaihissalam datang dalam bentuk seorang laki-laki dan bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan terjadinya kiamat”, sebuah pertanyaan untuk mengajarkan kepada para sahabat bahwa tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kiamat kecuali Allah ‘Azza wa Jalla, maka dijawab oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam: “Tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.” (sebagaimana dalam hadits yang panjang, yang dikenal dengan istilah hadits Jibril, diriwayatkan oleh al-Imam Muslim, lihat hadits Arba’in ke-2).
----------
1.Demikian opini umum yang tersebar di tengah masyarakat dan media massa, terlepas dari benar tidaknya film tersebut bercerita tentang kiamat atau sekedar bencana alam. Sampai-sampai salah seorang paranormal terkenal di negeri ini sok mengatakan, “paranormal tidak bisa menembus tahun 2013”.

Maka untuk meluruskan kesalah pahaman sebagian saudara kami tentang tulisan ini maka kami tegaskan bahwa artikel ini bukan sebagai “resensi” ataupun “bantahan ilmiah” terhadap film tersebut, melainkan untuk meluruskan aqidah kaum muslimin (yaitu kesyirikan ramal-meramal) dan menutup celah penyimpangannya. Adapun tentang film itu sendiri sudah dimaklumi kalau berisi gambar bernyawa, menampakkan aurat, membuang-buang harta dan waktu dan kemungkaran-kemungkaran lainnya, sebagaimana film-film yang lain.

Sumber :
Publikasi Ahlussunnah
http://ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=410

KARAKTERISTIK PEGAWAI AMANAH

KARAKTERISTIK PEGAWAI AMANAH

Ini adalah risalah singkat berupa nasihat untuk para pegawai dan karyawan dalam menunaikan pekerjaan-pekerjaan yang diamanahkan kepada mereka, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat memicu semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja dan menunaikan kewajiban-kewajibannya
Adapun karakteristik pegawai amanah, syaikh Abdul Muhsin bin Hamad Al 'Abad mengulasnya sebagai berikut:

1. Menunaikan pekerjaannya dengan ikhlas mendapat balasan dunia dan akhirat
   Apabila seorang pegawai menunaikan pkerjaannya degnan sungguh-sungguh menghaapkan pahala dari Alloh, maka ia telah menunaikan kewajibannya dan berhak menerima balasan atas pekerjaannya di dunia dan beruntung dengan pahalanya di kampung akhirat.
Alloh berfirman: "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang-orang yang menyuruh (manusia)memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf adau mengadakan perdamaian diantara manusia. barangsiapa yang bertbuat demikian kerena mencari keridloan Alloh, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar". (An-Nisa': 114)

2. Menjaga jam kerja untuk kepentingan pekerjaan
   Wajib atas setiap pegawai untuk menggunakan waktu yang telah dikhususkan untuknya dalam bekerja. tidak boleh ia menggunakan pada perkara-perkara lain selain pekerjaan yang wajib ditunaikannya pada waktu bekerja tersebut. Dan tidak boleh ia menggunakan waktu itu atau sebagian darinya untuk kepentingan pribadinya, atau kepentignan orang lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaannya, karana jam kerja bukanlah milik pegawai tsb, akan tetapi waktu tersebut untuk kepentingan pekerjaan yang ia mengambil upah darinya. dan sebagaimana seseorang ingin mengambil upahnya dengan sempurna serta tidak dikurangi bagiannya sedikitpun, maka hendaklah ia tidak mengurangi sedikitpun dari jam kerjanya.
Alloh telah mencela Al muthoffifin (orang-orang yang curang) dalam timbangan, yang menuntut hak mereka degnan sempurna dan mengurangi hak-hak orang lain. Allooh berfirman: " Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang apabila menerimatakaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau meninmbang untuk orang lain mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar, Yaitu ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semseta alam". (Al Muthififin: 1-6)

3. Kriteria memilih pegawai
   Landasan dalam memilih pegawai hendaklah ia seoang yang kuat (sehat) lagi amanah. Karena dengan kekuatann ia sanggup melaksanakan pekerjaan yang diembankan padanya, dan dengan amanah dia akan menunaikan sesuai degnan tugas dan tanggungjawabnya.
Hal ini tersurat dalam firman Alloh : "Ya bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita. Karena sesungguhnya ia seoang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya (amanah). (Al Qoshosh: 26)

4. Atasan adalah teladan bagi bawahannya
   Apabila para atasan pegawai melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengansempurna, pegawai-pagawai yang menjadi bawahannya akan mencontoh mereka. Rosulullaah SAW bersabda :"Setiap kalian dalah pemimpindan akan diminta pertanggungjawabannya tentang kepemimpinannya tersebut". (HR. Bukhori : 2554 & Muslim: 1829).

5. Perlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan baik oleh orang lain
   Sebagaimana seorang pegawai papabila ia mempunyai kebutuhan dengan yang laijinya, maka orang orang lain tersebbut wajib melakukannya dengan mu'amalah yang baik. Maka wajib pula bagi atasannya untuk memperlakukan orang lain degnan mu'amalah hasanah.
Sehingga apabila para atasan menjaga pekerjaan-pekerjaan dalam segala waktu-waktunya,mereka akan menjadi teladan yang baik bagi bawahannya. tetang hal ini Rosululloh telah bersabda: "Maka barangsiapa yang ingin dijauhkan dari api neraka dan ingin masuk suga, maka hendaklah jika dia meninggal dalam keadaan beriman kepada Alloh dan hari akhir, dan hendaklah ia memperlakukan manusia seperti halnya ia aingin diperlakukan dengan baik (HR. Muslim).

6. Mendahulukan yang terdahulu dalam berurusan
   Termasuk sikap adil dan insaf hendaknya seorang pegawai tidak mengakhirkan orang yang duluan dari orang-orang yang berurusan padanya, atau mendahulukan orang yang belakangan. akan tetapi ia mendahulukan berdasarkan urutan yang terdahulu.

7. Memiliki sifat iffah dan bersih dari menerima sogokan
   Setiap pegawai harus menjaga kehormatan dirinya, berjiwa mulia dan kaya hati. Jauh dari memakan arta yangdidapat dengan cara batil dari apa yang diberikan padanya berupa suap walau dimanakan hadiah.
Rasulullah bersabda: " Sesungguhnya akan datang pada manusia suatu zaman dimana seseorang tidak lagi memperdulikan denga cara apa dia mengambil harta, apakah dari yang halal atau dari yang haram" (HR. Buklhori: 2083)
"Barangsiapa diantara kalian yang kami pekerjakan atas suatu pekerjaan, lalu ia menyembunyikan dari kami satu jarum atau lebih kecil dari itu, maka dia adalah ghulul dan ia akan datang dengannya pada hari kiamat (HR. Muslim)

*******************
Disadur oleh Ukim Sukiman dari buku "BAGAIMANA MENJADI PEGAWAI YANG AMANAH" karya Abdul Muhsin bin Hamad Al 'Abad