Friday, May 28, 2010

KARAKTERISTIK PEGAWAI AMANAH

KARAKTERISTIK PEGAWAI AMANAH

Ini adalah risalah singkat berupa nasihat untuk para pegawai dan karyawan dalam menunaikan pekerjaan-pekerjaan yang diamanahkan kepada mereka, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat memicu semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja dan menunaikan kewajiban-kewajibannya
Adapun karakteristik pegawai amanah, syaikh Abdul Muhsin bin Hamad Al 'Abad mengulasnya sebagai berikut:

1. Menunaikan pekerjaannya dengan ikhlas mendapat balasan dunia dan akhirat
   Apabila seorang pegawai menunaikan pkerjaannya degnan sungguh-sungguh menghaapkan pahala dari Alloh, maka ia telah menunaikan kewajibannya dan berhak menerima balasan atas pekerjaannya di dunia dan beruntung dengan pahalanya di kampung akhirat.
Alloh berfirman: "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang-orang yang menyuruh (manusia)memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf adau mengadakan perdamaian diantara manusia. barangsiapa yang bertbuat demikian kerena mencari keridloan Alloh, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar". (An-Nisa': 114)

2. Menjaga jam kerja untuk kepentingan pekerjaan
   Wajib atas setiap pegawai untuk menggunakan waktu yang telah dikhususkan untuknya dalam bekerja. tidak boleh ia menggunakan pada perkara-perkara lain selain pekerjaan yang wajib ditunaikannya pada waktu bekerja tersebut. Dan tidak boleh ia menggunakan waktu itu atau sebagian darinya untuk kepentingan pribadinya, atau kepentignan orang lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaannya, karana jam kerja bukanlah milik pegawai tsb, akan tetapi waktu tersebut untuk kepentingan pekerjaan yang ia mengambil upah darinya. dan sebagaimana seseorang ingin mengambil upahnya dengan sempurna serta tidak dikurangi bagiannya sedikitpun, maka hendaklah ia tidak mengurangi sedikitpun dari jam kerjanya.
Alloh telah mencela Al muthoffifin (orang-orang yang curang) dalam timbangan, yang menuntut hak mereka degnan sempurna dan mengurangi hak-hak orang lain. Allooh berfirman: " Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang apabila menerimatakaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau meninmbang untuk orang lain mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar, Yaitu ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semseta alam". (Al Muthififin: 1-6)

3. Kriteria memilih pegawai
   Landasan dalam memilih pegawai hendaklah ia seoang yang kuat (sehat) lagi amanah. Karena dengan kekuatann ia sanggup melaksanakan pekerjaan yang diembankan padanya, dan dengan amanah dia akan menunaikan sesuai degnan tugas dan tanggungjawabnya.
Hal ini tersurat dalam firman Alloh : "Ya bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita. Karena sesungguhnya ia seoang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya (amanah). (Al Qoshosh: 26)

4. Atasan adalah teladan bagi bawahannya
   Apabila para atasan pegawai melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengansempurna, pegawai-pagawai yang menjadi bawahannya akan mencontoh mereka. Rosulullaah SAW bersabda :"Setiap kalian dalah pemimpindan akan diminta pertanggungjawabannya tentang kepemimpinannya tersebut". (HR. Bukhori : 2554 & Muslim: 1829).

5. Perlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan baik oleh orang lain
   Sebagaimana seorang pegawai papabila ia mempunyai kebutuhan dengan yang laijinya, maka orang orang lain tersebbut wajib melakukannya dengan mu'amalah yang baik. Maka wajib pula bagi atasannya untuk memperlakukan orang lain degnan mu'amalah hasanah.
Sehingga apabila para atasan menjaga pekerjaan-pekerjaan dalam segala waktu-waktunya,mereka akan menjadi teladan yang baik bagi bawahannya. tetang hal ini Rosululloh telah bersabda: "Maka barangsiapa yang ingin dijauhkan dari api neraka dan ingin masuk suga, maka hendaklah jika dia meninggal dalam keadaan beriman kepada Alloh dan hari akhir, dan hendaklah ia memperlakukan manusia seperti halnya ia aingin diperlakukan dengan baik (HR. Muslim).

6. Mendahulukan yang terdahulu dalam berurusan
   Termasuk sikap adil dan insaf hendaknya seorang pegawai tidak mengakhirkan orang yang duluan dari orang-orang yang berurusan padanya, atau mendahulukan orang yang belakangan. akan tetapi ia mendahulukan berdasarkan urutan yang terdahulu.

7. Memiliki sifat iffah dan bersih dari menerima sogokan
   Setiap pegawai harus menjaga kehormatan dirinya, berjiwa mulia dan kaya hati. Jauh dari memakan arta yangdidapat dengan cara batil dari apa yang diberikan padanya berupa suap walau dimanakan hadiah.
Rasulullah bersabda: " Sesungguhnya akan datang pada manusia suatu zaman dimana seseorang tidak lagi memperdulikan denga cara apa dia mengambil harta, apakah dari yang halal atau dari yang haram" (HR. Buklhori: 2083)
"Barangsiapa diantara kalian yang kami pekerjakan atas suatu pekerjaan, lalu ia menyembunyikan dari kami satu jarum atau lebih kecil dari itu, maka dia adalah ghulul dan ia akan datang dengannya pada hari kiamat (HR. Muslim)

*******************
Disadur oleh Ukim Sukiman dari buku "BAGAIMANA MENJADI PEGAWAI YANG AMANAH" karya Abdul Muhsin bin Hamad Al 'Abad

No comments:

Post a Comment